Category Archives: Indonesia

PT DI Bersiap-Siap Rakit CN-295

JAKARTA: PT Dirgantara Indonesia (Persero) akan merakit pesawat CN295 di Bandung mulai akhir 2013.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso mengatakan perakitan akhir 7 dari 9 pesawat rancangan Airbus Military (AM) CN295 pesanan Kementerian Pertahanan akan dikerjakan di pabrik PTDI.

Dia menjelaskan perakitan 7 pesawat tersebut akan dimulai setelah lini produksi PTDI di Bandung bisa memenuhi standar produksi yang ditetapkan AM.

Revitalisasi dan modernisasi sistem produksi pesawat PTDI, jelasnya, direncanakan selesai dalam 18 bulan sejak penandatanganan kerjasama strategis antara PTDI, AM dan Perusahaan Pengelola Aset (Persero) di Bandara Halim Perdanakusuma.

“Setelah itu, seluruh pesanan pesawat CN295 di Asia Pasifik tidak lagi diproduksi di Spanyol. Semua diproduksi di Indonesia, begitu juga C-212,” kata Budi.

Direktur Aerospace PTDI Andi Alisjahbana mengatakan kesepakatan yang ditandatangani di depan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menandakan tercapainya syarat awal teaming agreement antara PTDI dan AM yang terbentuk Juni tahun lalu.

“Syaratnya ketika itu, PTDI membantu CN295 terjual. Itu sudah tercapai. Kesepakatan baru ini menandakan seluruh rencana rencana restrukturisasi yang disusun PTDI bersama AM masih berjalan tepat waktu,” katanya.

Kontrak pembelian 9 unit CN295 oleh Kementerian Pertahanan diumumkan pada awal tahun ini dengan nilai mencapai US$325 juta.

Menhan menjelaskan pembelian 9 unit pesawat tersebut adalah bagian dari rencana pencapaian kemampuan angkatan bersenjata minimal (minimum essential force) pemerintah sampai 2015.

Andi memaparkan mulai pertengahan tahun ini AM mulai memberi bantuan tenaga ahli, perangkat peralatan dan permesinan, serta sistem informasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi sistem produksi pesawat PT DI.

Salah satu di antaranya adalah memperpendek waktu produksi PT DI dari 6—9 bulan per unit pesawat menjadi 6 pekan per unit pesawaat.

“Seluruh investasi restrukturisasi sepenuhnya merupakan investasi PTDI. AM akan memberi bantuan know how,” jelas Andi.

Direktur Utama PPA Boyke Mukijat mengatakan PTDI mengajukan proposal anggaran senilai Rp2,055 triliun untuk proses restrukturisasi perusahaan termasuk pembangunan lini produksi CN295 yang rencananya beroperasi pada 2013.

Dia menjelaskan PPA memberi dukungan pendanaan senilai Rp675 miliar sampai seluruh permintaan anggaran pemerintah untuk dana restrukturisasi PTDI disetujui oleh DPR.

“Juga ada dana pinjaman dari perbankan. Kami juga mengawasi pembelanjaan dan apa kerjasama ini fair,” tambah Boyke.

Senior Vice President AM Ignacio Alonso mengatakan kerjasama kedua perusahaan akan mencakup aspek industri dan komersial.

Selain membentuk kerjasama pemasaran dan pusat produksi, jelasnya, kedua perusahaan akan membangun pusat servis yang memberikan pelayanan logistik, pemeliharaan dan pelatihan awak pesawat untuk seluruh produk PTDI dan AM untuk wilayah Asia Tenggara.

“Hasil kerjasama sejauh ini sangat baik yang memungkinkan kita untuk terus memperluas lingkup visi jangka panjang kerjasama, yang mungkin akan mencakup pesawat A400M,” kata Alonso.

Hari ini, AM menghadirkan pesawat kargo A400M yang bisa mengangkut muatan seberat 30 ton dengan jarak tempuh maksimal sejauh 8.700 kilometer di Bandara Halimperdanakusuma, Jakarta.

Purnomo mengatakan pesawat kargo tersebut bisa menjadi alternatif pengganti pesawat Hercules C-130 yang selama ini diandalkan TNI AU.

AM mengklaim A400M mampu mengangkut beban 2 kali lebih berat dengan jarak tempuh yang setara atau jarak tempuh 2 kali lebih jauh dengan beban yang setara jika dibandingkan dengan C-130.

Namun, Menhan menegaskan pembelian A400M baru bisa direncanakan dalam anggaran pemerintah setelah 2015. (sut)

View the Original article

Leave a comment

Filed under Indonesia

TNI AL akan Menambah Pesanan 2 CN-235 kepada PT DI

18 April 2012

TNI-AL memesan tiga unit NBell 420EP kepada PTDI. Satu unit sudah diserahkan, sedangkan satu diantaranya yang diujicobakan Selasa ini, satu lainnya akan diselesaikan akhir 2012. Sedangkan pesanan CN-235 kepada PT DI sebanyak tiga unit akan segera disusul dengan tambahan dua unit lainnya (photo : Tempo)

Perkuat Alutsista, TNI AL Beli 6 Pesawat ke PT DI

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama Sugianto, membenarkan bahwa jajarannya melakukan pemesanan 6 unit pesawat kepada PT Dirgantara Indonesia. Pesawat-pesawat itu terdiri atas 3 unit CN 235 dan 3 unit helikopter Bell 412 EP.

Sugianto menjelaskan, pemesanan keenam pesawat tersebut merupakan bagian rencana penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Menurutnya, sampai 2014, TNI AL menyiapkan sejumlah rencana penambahan dan pemerkuatan alutsista. Namun, yang saat ini terealisasi yaitu baru pada helicopter BELL 412 EP.

Sementara itu, Humas PT Dirgantara Indonesia (DI), Rakhendi Triatna, mengungkapkan, saat ini, pihaknya menerima pemesanan pembuatan pesawat dari berbagai negara. Antara lain, sebutnya, Korea Selatan (Korsel), Thailand, Pakistan, Uni Emirat (UE), Burkina Paso, dan Senegal.

Selain negara-negara itu, lanjutnya, pihaknya pun menerima pemesanan pembuatan pesawat yang diajukan TNI AL. Disebutkan, secara total, jumlah pesawat yang dipesan TNI AL yaitu 6 unit.

“Itu terdiri atas 3 unit CN 235. Kontraknya, yang terjalin sejak 2009, yaitu 80 juta dolar AS.

Tiga unit lainnya, yaitu helikopter BELL 412 EP,” beber Rakhendi pada sela-sela tes penerimaan BELL 412 EP, yang dilakukan Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama Sugianto, di PT DI Bandung, Selasa (17/4/2012).

Kabarnya, TNI AL pun siap memesan 2 unit CN 235. Jika itu terealisasi, tutur Rakhendi, secara total, TNI AL memesan 5 unit CN 235. Akan tetapi, tukasnya, sejauh ini, perjanjian kontrak mengenai pemesanan 2 unit CN 235 tambahan oleh TNI AL belum terjalin. Kendati begitu, Rakhendi menyatakan, kemungkinan besar, dalam waktu yang tidak lama, pemesanan itu dapat terealisasi.

(TribunNews)

View the Original article

Leave a comment

Filed under Indonesia

Kesepakatan Kerjasama Jangka Panjang antara PT DI dan Airbus Military Ditandatangani

18 April 2012

Berkaitan dengan penawaran A400M dari Airbus Military, Menhan mengatakan Indonesia akan mempelajari dan mendalami tentang keunggulan dari spesifikasi pesawat A400 M, namun tidak dalam perencanaan modernisasi alutsista hingga tahun 2015. (photo : Foxnews)

Kembangkan Pasar Asia Pasifik, PT DI-Airbus Military Lakukan Kerja Sama

Jurnas.com PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military melakukan peresmian kerja sama strategis jangka panjang. Kerja sama itu ditandatangani kedua perusahaan. Dalam kerja sama ini dipaparkan rencana revitalisasi PT DI dengan proyek-proyek kerja sama dan pengembangan bisnis yang spesifik.


“Kesepakatan ini patut ditandai sebagai tonggak revitalisasi PT DI karena akan memastikan semua target dalam rencana revitalisasi akan tercapai,”kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso sebelum menandatangani kesepatan kerja sama di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).

“Dalam kesepakatan ini PT DI dan Airbus Military akan bekerja sama dalam mengembangkan pasar Asia Pasifik yang hasilnya akan memperkuat posisi produk PT DI dan Airbus Military,”tambahnya.

Dijelaskan Budi, PT DI juga telah menandatangani kontrak dengan Spirit UK/ Airbus dan Eurocopter untuk menjadi pemasok global komponen strukuralnya. Bersama Eurocopter, PT DI juga telah melakukan kontrak untuk melakukan kustomisasi serta pengiriman enam unit EC725.

“PT DI dan Airbus juga telah setuju mengembangkan lini perakitan akhir dan pusat pengiriman untuk CN295 di Indonesia, dan perakitan hidung pesawat A350 yang baru,”kata Budi.

PT DI, tambah Budi, secara serius tengah membangun diri sebagai sosok yang penting dalam dunia dirgantara di Asia Pasifik.

View the Original article

Leave a comment

Filed under Indonesia

WFEL Expects Further Indonesian Bridge Contract

16 April 2012

WFEL Single storey Medium Girder Bridges (photo : WFEL)

Indonesia is in discussions with WFEL with regards to purchasing more Medium Girder Bridges following a contract for one in January.

The rapidly deployed tactical bridge for the Indonesian armed forces is due to be delivered in March 2013, and the contract is worth £3 million, Max Houghton, sales and marketing director for the company toldShephard at the DSA 2012 exhibition in Kuala Lumpur, Malaysia, on 16 April.

‘We’re currently in discussions with Indonesia for a few more,’ Houghton explained. ‘Our systems are designed for the military but used in disaster relief. If the military can’t afford it, they say it has a dual use.’

He explained that in a Brunei white paper released last year it stated that the military did not want to buy solely for civilian or solely for military use, and this appears to be a trend in the region. ‘The real challenge is getting the budget and the requirement. They are designed for the military but used in disaster relief.’

Brunei is a customer for WFEL, along with South Korea, Thailand and Japan, with the latter using the bridge after the earthquakes last year.

‘Rapidly deployable bridges are a way of getting supplies and relief trucks to people cut off,’ Houghton explained.

‘We’d like Japan to buy more; we know the Japanese are looking to double their bridge holding.
‘Australia have also started a bridging procurement programme, Land 155,’ he continued, and said that this is due to begin next year.

The company’s Dry Support Bridge has some $600 million of sales in the US, and was purchased by the Swiss armed forces in December 2011 under a £57 million contract. The UK also purchased a new Medium Girder 18 months ago.

View the Original article

Leave a comment

Filed under Indonesia

Two S-300C Helicopters for Indonesian Army Aviation

17 April 2012

Two S-300C with an option for four more will be delivered to the Indonesian Army Aviation (photo : Gaero)

Sikorsky Aircraft Announces Sale of S-300C™ Helicopters to IPTN North America

STRATFORD, Connecticut – Sikorsky Aircraft has announced the sale of two S-300C™ helicopters with an option for four more, to IPTN North America, a subsidiary of PT Dirgantara Indonesia (PTDI)/Indonesian Aerospace (IAe). These S-300C helicopters will support the Indonesian Army’s requirements to train more than 100 new pilots in the next few years. In March 2012, the Indonesian Minister of Defence, Purnomo Yusgiantoro, announced Indonesia’s commitment to double Indonesia’s military helicopters, increasing the need for helicopter training.

“The Asia-Pacific region is one of the areas in the world that has continued to sustain healthy economic growth in recent years. Specifically, Indonesia’s economic success allows the country to fund a defence modernization plan that maintains a minimally essential force in the country.

Sikorsky is honored to be able to support Indonesia’s modernization efforts with our S-300C training helicopters,” said Linda Scott, General Manager for Southeast Asia.

“The reliability of the S-300C helicopter is just one attribute that the customer is getting from these aircraft,” Scott added. “They are also easy to maintain, easy to fly, and economically priced. It is a good, solid aircraft for the training mission they are destined for in Indonesia.”

The aircraft are expected to be delivered in late 2012.

The sale to IPTN North America follows recent activities by Sikorsky Aircraft in the Asia-Pacific region. In February, Sikorsky announced the opening of its office in Malaysia, taking the first step toward expanding its industry presence in Southeast Asia. Previously, in December 2011, Sikorsky Aircraft signed a contract with the Brunei Ministry of Defence to provide 12 S-70i™ BLACK HAWK helicopters, as well as associated spare parts, training and ground support equipment. The helicopters will serve the Royal Brunei Armed forces, and join the growing fleet of Sikorsky aircraft in the region.

The S-300C helicopter operates throughout the world in many demanding roles including military patrol, power line/pipeline patrol, commercial and military flight training, ranching, external load operations, animal surveys, aerial photography and personal transportation. The cockpit size, load capacity, performance characteristics, robust design and low direct operating costs make the S-300C helicopter a leader in its class.

View the Original article

Leave a comment

Filed under Indonesia

Russia, Indonesia to Clinch $100M Armored Vehicle Deal

17 April 2012

37 BMP-3F for Indonesian Marines Corps worth more than $100 million (photo : Marinir)

Russia will soon sign a contract with Indonesia to deliver 37 infantry fighting vehicles worth more than $100 million, Russian state-controlled arms exporter Rosoboronexport said on Tuesday.

Rosoboronexport deputy chief Viktor Komardin said the deal for BMP-3F vehicles was expected later this month.

To date, Russia has delivered 17 BMP-3Fs to Indonesia.

View the Original article

Leave a comment

Filed under Indonesia

PT DI Turut Dalam Rancang Bangun Airbus A350

12 April 2012

Pesawat berbadan lebar Airbus A350 (image : Airbus)

Jakarta (ANTARA News) – PT Dirgantara Indonesia (Persero), Rabu, mencatat sejarah baru dan “naik kelas” dengan menjadi mitra rancang bangun setara bagi Airbus, dalam pembuatan A350. PT DI bukan lagi sekedar pembuat komponen (manufacturing) seperti sebelumnya.

Langkah maju PT DI itu ditandai penandatanganan memorandum kesepahaman antara PT DI dengan Airbus Industrie di Jakarta, yang menjadi salah satu agenda dalam kunjungan kenegaraan PM Inggris, David Cameron, yang disertai 30 pebisnis utama Inggris, termasuk dari Airbus.

PT DI dalam penandatanganan yang berlangsung di Istana Negara itu diwakili Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI, Ardonni Jafri. Kini, selain mampu membuat komponen untuk pesawat Airbus, PT DI dipercaya untuk berkontribusi dalam rancang bangun pesawat Airbus A350.
Bicara soal Airbus ini, konsep dan praktis pengendalian pesawat terbang dua awak (two men cockpit) berbasis sistem elektronika (fly by wire) jajaran pesawat komersial A-300 buatan konsorsium penerbangan Eropa ini diprakarsai tokoh kedirgantaraan nasional, Wiweko Supomo.

Supomo, yang pernah menjadi direktur utama PT Garuda Indonesian Airways (saat itu) juga sahabat kental Nurtanio, pendiri PT DI, yang kemudian namanya sempat diabadikan menjadi pusat unggulan industri kedirgantaraan satu-satunya di Asia Tenggara itu.

Mengomentari perkembangan pesat PT DI itu, Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, menggarisbawahinya sebagai langkah awal menuju status sebagai kontraktor rancang bangun bagi Airbus.

“Pekerjaan rancang bangun ini akan menjadi langkah awal sebagai kontraktor rancang bangun bagi pesawat-pesawat Airbus,” katanya.

Bukan hanya itu, Santoso yakin kesepakatan yang ditandatangani pihaknya dengan Airbus juga berharap PTDI menjadi pemasok tier-1 (tingkat 1) bagi Airbus.

Ardonni, mengatakan kesepakatan itu secara khusus ditujukan dalam rancang bangun pengembangan pesawat Airbus A350, jenis pesawat berbadan lebar berteknologi masa depan, yang dimulai tahun ini juga.

Pesawat A350 itu sendiri kini masih dalam tahap perancangan, dimana PT DI akan menyertakan para insinyurnya sebagai pemikir-pemikir dan penghitung bagian-bagian dari pesawat masa depan tersebut.

“Kami kini masuki tahapan kerja kerah putih, tak lagi kerah biru,” kata Ardonni.

Dia menambahkan, selain mengangkat nama bangsa dalam teknologi rekayasa pesawat terbang, PT DI kini mendapatkan nilai tambah 60 persen lebih besar dari hasil pekerjaaan yang dilakukan para personilnya dalam proyek rekayasa seperti itu.

Menurut dia, pengakuan Airbus tersebut bukan hal mudah karena sebelum memutuskan menjadikan PT DI mitra rancang bangun, Airbus telah turun ke PT DI di Bandung dan mengaudit sistem yang digunakan PT DI guna mengukur kemampuan rancang bangunnya.

Sebelumnya, sejak 2002 PT DI telah dipercaya membuat berbagai komponen untuk struktur Airbus A320/321/330/30/350 dan bahkan pesawat berlantai dua dan terbesar di dunia A380 sejak tahun 2002 yang diperoleh lewat Spirit (saat ini BAe System) dan juga dari CTRM Malaysia.

View the Original article

Leave a comment

Filed under Indonesia

Indonesia Jajaki Pembelian Alutsista dari Inggris

12 April 2012

Starstreak II versi vehicle mounted, rudal SAM berkecepatan tinggi hingga 3,5 mach, dan berpemandu laser, membuatnya tidak dapat dikecoh (photo : Aviation Week)

Jurnas.com MENTERI Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia tengah menjajaki pembelian alutsista dari Inggris. Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron pada hari ini, wacana tersebut sempat terlontar.

“Tadi ada sedikit menyinggung kerja sama pertahanan, tapi tentu kami akan melihat lebih jauh. Sebenarnya ada alutsista yang sekarang ini sedang kami bicarakan untuk dibeli dari Inggris,” ujar Purnomo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/4).

Namun, Purnomo tidak dapat merinci lebih lanjut perihal jenis alutsista yang bakal dibeli dari Inggris. “Starstreak (penangkis serangan udara) dan multi launcher rocket. Itu di antaranya. Tapi jumlahnya juga tidak begitu besar. Saya lupa (angkanya). Nilainya kecil kok,” ucapnya.

Ditambahkan Purnomo, mengutip instruksi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai perlu adanya kerjasama produksi atau alih tekonologi dalam proses tersebut. Sebelumnya, lanjut dia, Indonesia juga pernah melakukan pembelian pesawat latih tempur Hawk buatan Inggris.Rencana pembelian alutsista ini, menurut Purnomo, masih akan dibahas lebih lanjut diantara kedua pihak. “Ini kan business to business. Masih dibicarakan,” katanya.

View the Original article

Leave a comment

Filed under Indonesia

ITS Mendapatkan Dana Riset Pengembangan Kapal dengan Material Anti Radar

09 April 2012

Bahan anti radar yang telah diteliti sejak 2005 oleh ITS akan diterapkan pada kapal perang (photo : Kaskus Militer)

ITS Buat Kapal Perang 1,8 Miliar

Kampus ITS, ITS Online – ”ITS menjadi leader Konsorsium Pengembangan Kapal Perang Nasional,” ujar Subchan MSc PhD, salah satu anggota dari tim riset kapal perang. Dengan digarap oleh dosen dari beberapa jurusan di ITS, riset kapal perang ini ditargetkan akan selesai dalam kurun waktu tiga tahun mendatang.

ITS tak bekerja sendiri, mengingat riset ini adalah riset nasional, maka ITS dibantu oleh beberapa perguruan tinggi negeri lain. Yaitu Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Surabaya (UNS), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Akademi Angkatan Laut (AAL).

Tak hanya itu, sejumlah perusahaan besar pun turut bekerja sama guna merealisasikan kapal perang tersebut. Seperti PT PAL Indonesia, PT Terafulk Group dan PT Len Industri. ”Harapannya nanti kapal perang ini dapat diproduksi di Indonesia dalam jumlah besar,” imbuh Subchan.

Konsorsium ini bermula dari workshop inisiasi bidang kapal perang yang dilaksanakan Agustus 2011 lalu. Dari workshop itulah ITS mengambil langkah lebih lanjut terkait penelitian kapal perang tersebut. Termasuk pembuatan proposal untuk kemudian diajukan ke pemerintah. ”Pembuatan proposal untuk konsorsium ini telah selesai sejak akhir tahun 2011,” ungkap Hendro Nurhadi Dipl Ing PhD, Ketua KPKPN. Baru seteleh itu, digelar workshop nasional bidang kapal perang pada akhir Februari lalu.

Penggarapan kapal perang ini dibagi menjadi tujuh kelompok kerja berdasarkan bagian kelengkapan kapal. Ketujuh kelompok kerja tersebut masing-masing menangani karakterisasi komposit, metalurgi fisik, ship standard, auto pilot, steering control, material untuk radar dan Combat Material System (CMS). Dari pembagian tersebut, UNS akan turut membantu dalam pembuatan karakterisasi komposit. Sedangkan metalurgi fisik ditangani oleh Prof Dr Ir Bondan Tiara Sofyan dari UI.

“Kapal perang tersebut akan dilengkapi dengan prosessor persenjataan, sehingga dapat membentuk suatu armada,” papar Prof Dr Ir Gamantyo Hendrantoro MEng saat ditemui dalam konferensi pers diskusi ilmiah di Nasdec (22/2). Gamantyo juga menerangkan bahwa selama ini Indonesia hanya membeli kapal dari luar negeri.

Kapal yang dibeli itupun merupakan produk lama. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika Indonesia terus menerus bergantung pada negeri lain padahal potensi dalam negeri sangat besar.

Kapal Perang Anti Radar

Keunggulan kapal perang ini yaitu dibuat dengan material anti radar. ”Anti radar baru pertama kali diterapkan di pesawat tempur Amerika. Konon wartawan tidak bisa mendekat dari jarak 100 meter,” jelas Drs Mochamad Zainuri MSi yang juga ditemui saat konferensi pers diskusi ilmiah di Nasdec (22/2).

Zainuri yang telah meneliti bahan anti radar sejak tahun 2005 itu mengungkapkan bahwa material anti radar yang digunakan pada kapal tersebut dibuat dari pasir besi. Hingga saat ini, material tersebut telah berhasil dibuat dan dapat menyerap radar hingga 99 persen.

Pembuatan kapal perang ini juga tak lepas dari campur tangan mahasiswa. Beberapa mahasiswa semester akhir pun turut meneliti bidang pertahanan melalui Tugas Akhir (TA) yang mereka buat. Selain itu, program Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pun menjadi ajang mahasiswa mengangkat penelitian seputar kapal perang.

Tak hanya konsen di pembuatan kapal perang. Di bidang pertahanan, ITS pun terlibat dalam Komite Kebijakan Industri dan Pertahanan (KKIP). Salah satu tugasnya yaitu merevitalisasi industri pertahanan yang hampir kolaps. KKIP juga bertugas untuk membuat kebijakan lain di industri pertahanan. Seperti keinginan pemerintah untuk bekerja sama dengan Cina membangun industri roket di Indonesia. (sha/fz)

View the Original article

Leave a comment

Filed under Indonesia

Radar Militer dan Sipil Diintegrasikan

10 April 2012

Perusahaan swasta nasional dalam bidang elektronika dan sistem informasi PT Infoglobal dilibatkan dalam proyek integrasi radar militer dan sipil tersebut (photo : Infoglobal)

JAKARTA, KOMPAS — Tentara Nasional Indonesia mengintegrasikan radar militer dan sipil di bandara-bandara untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengurangi blank spot atau daerah yang tidak terpantau radar.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat mengatakan hal tersebut seusai Upacara Ulang Tahun Ke-66 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (9/4). Imam mengatakan, pihaknya tidak bisa mengungkapkan daerah yang belum terpantau radar di Indonesia. “Itu untuk alasan keamanan,” katanya.

Imam menambahkan, pihaknya mengoptimalkan operasional radar untuk mengawasi ruang udara RI. Saat ini, TNI AU terus menambah Satuan Radar (Satrad) terutama di daerah-daerah terluar Indonesia.

Untuk menunjang operasional, kesiapan operasional (serviceable) pesawat dan helikopter TNI AU juga ditingkatkan. Imam optimistis, di tahun 2014, tingkat serviceable pesawat dan helikopter TNI AU mencapai 80 persen. Saat ini tingkat serviceable baru mencapai 50 persen. Beberapa tahun silam, kesiapan armada TNI AU sempat berada di kisaran 40 persen dari 200 armada yang ada.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan modernisasi pembelian pesawat dan helikopter baru tidak bisa ditawar-tawar bagi negara seluas Indonesia “Angkatan Udara mencakup 100 persen wilayah Indonesia. Mereka harus diberi peralatan modern, tetapi tentu saja pengadaan harus transparan dan kesejahteraan pilot serta prajurit ditingkatkan,” ujar Dudi.

Imam mengatakan, hingga 2014 diperkirakan akan ada tarnbahan sejumlah pesawat baru.

Ada enam Sukhoi, pesawat latih jet tempur T-50 Golden Eagle, dan lima Super Tucano yang dipersiapkan untuk menggantikan OV-10 Bronco, dan sembilan CN 295, serta dua heli Super Puma dan enam heli Combat & SAR.

Selain itu juga ada empat radar peringatan dini dan Ground Control Interception (GCI), serta rudal pesawat udara.

“Kami sudah hitung cermat, pembelian Sukhoi memang sudah direncanakan sesuai dengan dasar operasi sebelumnya,” kata Imam.

Terkait dengan datangnya banyak pesawat baru tersebut, Imam mengatakan, akan ada program percepatan pengadaan penerbang. Sekolah penerbang dinaikkan kapasitasnya dari 30 orang menjadi 40 orang per tahun. Selain itu, kuota untuk ikatan dinas ditambah 10 orang.

Dalam peringatan HUT TNI AU tersebut, dikerahkan 64 pesawat dan helikopter dalam pelbagai atraksi udara. Puluhan atase militer asing turut menyaksikan demonstrasi pesawat ternpur, latih, helikopter, dan Pasukan Khas TNI AU. (ONG/EDN)

View the Original article

Leave a comment

Filed under Indonesia