Category Archives: Indonesia

Pindad Siap Jadi Pemasok Amunisi Leopard

20 November 2014

Amunisi 120mm untuk MBT Leopard 2 (photo : defense update)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG–PT Pindad Persero siap menjadi pemasok amunisi tank tempur utama atau Main Battle Tank (MBT) Leopard buatan Jerman dengan kaliber besar 120 milimeter.

“Kita sudah membeli tank Leopard dari Jerman. Makanya, kita siap menjadi pemasok amunisi tank Leopard. Strategi bisnis kita ubah, siapa saja di Asia yang punya (Leopard), butuh berapa? Kita telah mengirimkan 7 tenaga ahlinya ke Jerman dalam rangka bagian transfer of technology (ToT),” kata Kepala Divisi Munisi PT Pindad I Wayan Sutama di kantornya, Turen, Malang, Jawa Timur, Rabu (19/11).

Guna mempersiapkan pembuatan amunisi berkaliber besar seperti tank Leopard, Pindad telah menyiapkan lahan seluas tiga hektare di Gunung Layar, Malang. Namun dirinya belum bisa memastikan apakah Pindad akan membuatnya secara keseluruhan atau hanya perakitan.

“Kami sedang menggeliatkan, membantu pemerintah, untuk mengurangi impor di bidang amunisi. Ini harapan saya jangan sampai devisa kita terkoyak ke luar. Kami sudah berhasil mendesain meriam Howitzer 105 mm,” ujar Wayan.

Menurut Wayan, teknologi laras smoothbore yang diaplikasikan pada Leopard merupakan teknologi baru yang harus melalui alih teknologi agar pengembangan peluru untuk tank 62 ton itu bisa sesuai harapan.

“Tak hanya dalam negeri, jika pasokan peluru untuk Leopard telah terpenuhi, Pindad juga mengincar pasar Asia yang menggunakan Leopard. Pangsa pasar munisi tank Leopard di Asia masih terbatas, hanya ada Singapura dan Indonesia serta Australia,” kata Wayan.

Pindad telah memiliki fasilitas pembuatan munisi kaliber besar dan munisi kaliber besar roket di Malang. Industri plat merah ini menargetkan pada tahun 2019 sudah bisa memproduksi kaliber 76 mm, 90 mm dan 105 mm yang memang banyak digunakan oleh pasar internasional dengan keuntungan yang menjanjikan.

“Tapi Pindad harus memenuhi kebutuhan TNI lebih dulu, baru lebihnya bisa diekspor,” kata Wayan.

Wayan menerangkan, ke depan, Indonesia jangan sampai bergantung impor. Saat ini perusahaan sedang meningkatkan kualitas dan kuantitas produk alutsista dan menargetkan akan menjadi produsen alutsista terkemuka di Asia pada 2023.

“Kita sudah melaksanakan peningkatan kemampuan produksi dan kemampuan desain serta kapasitas produksi sudah direncanakan tiga tahun. Jadi per 2015, 2019, dan 2023 itu visi Pindad tahun 2023 kita akan menjadi industri alutsista terkemuka di Asia. Karena, kan, setiap tahun desain-desain atau memang kebutuhan dari TNI itu di-review kembali. Hal itu senada dengan UU No 16/2012. Makanya, kami memiliki target, tahun 2023 Indonesia mampu memuncaki industri pertahanan di kawasan Asia,” katanya.

Pindad terus memproduksi munisi kaliber kecil yang biasa digunakan untuk pistol, senjata laras panjang, hingga senapan serbu. Untuk memperbanyak jumlah produksi munisi kecil ini, Pindad telah mendatangkan mesin baru dengan teknologi termutakhir.

“Yang munisi kaliber kecil sifatnya umum. Kita sudah memiliki penambahan kapasitas untuk memberi mesin-mesin produksi yang modern. Apabila semua terpasang di 2015, saya bisa melipatgandakan kapasitas produksi kaliber kecil, 140 juta butir per tahun,” ujar Wayan.

(Republika)

View the Original article

Comments Off on Pindad Siap Jadi Pemasok Amunisi Leopard

Filed under Indonesia

Krakatau Steel Pasok 98 Persen Baja Militer

22 November 2014

Panser Anoa buatan Pindad saat Peringatan HUT TNI Ke-69 di Dermaga Ujung Armada RI Kawasan Timur (Armatim), Surabaya, Selasa (7/10). Sebanyak 526 alat utama sistem persenjataan (alutsista) dikerahkan pada TNI kali ini antara lain 192 unit alustsista dari TNI AD, 195 alutsista dari TNI AL, dan 139 pesawat dari TNI AU. (photo : Viva)

Jakarta, CNN Indonesia — PT Krakatau Steel memperbarui kerjasama suplai baja khusus militer dengan PT Pindad. Perjanjian itu ditandatangani di sela kegiatan Indo Defence 2014 di Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/11). Sebanyak 98 persen bahan baku pembuatan peralatan militer berasal dari perusahaan baja itu.

Presiden Direktur Krakatau Irvan K. Hakim mengatakan penandatanganan itu adalah pembaruan kerjasama yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. 

“Ini dilakukan dalam rangka menyambut kebutuhan besar untuk alutsista TNI dan kepentingan pertahanan nasional dari Kementerian Pertahanan,” kata Irvan. 

Irvan mengatakan 98 persen bahan baku baja untuk pembuatan kapal cepat rudal TNI, panser buatan Pindad, dan kapal logistik Kementerian Pertahanan, dipasok oleh Krakatau Steel. 

Jadi kami merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Komite Industri Pertahanan. Dalam hal ini, kami bertindak sebagai supplier bahan baku untuk industri ini,” kata Irvan kepada CNN Indonesia.

Irvan menjamin kualitas produksi baja untuk Pindad selalu di bawah pengawasan ketat baik Kementerian Pertahanan dan harus memenuhi standar kualitas NATO. Baja khusus Pindad adalah jenis armor steel yang tidak bisa diperjualbelikan secara bebas.  

Untuk memproduksi baja yang antipeluru itu, Krakatau membangun fasilitas produksi tersendiri. “Standar kualitas bukan sesuatu yang bisa ditawar-tawar,” katanya. 

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Irvan dan Pelaksana Tugas Direktur Utama Pindad Tri Hardjono.

(CNN)

View the Original article

Comments Off on Krakatau Steel Pasok 98 Persen Baja Militer

Filed under Indonesia

Gandeng Pabrikan Swedia, Pindad Bakal Kuasai Teknologi Rudal

08 November 2014

Rudal RBS 70 adalah sebuah sistem pertahanan udara portabel jarak pendek berpemandu laser yang dirancang untuk bisa beroperasi di segala cuaca (photo : Defense Studies)

Liputan6.com, Jakarta – PT Pindad melakukan kerjasama dengan produsen senjata internasional, yakni pabrikan peluru kendali (rudal) asal Swedia, SAAB Dynamic AB. PT Pindad adalah pembuat kendaraan dan alat tempur yang digunakan oleh TNI maupun Polri.

Kerjasama PT Pindad dan SAAB Dynamic ini dilihat langsung oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu di area Indo Defence 2014, Kemayoran, Jakarta pada 06 November kemarin.

Perjanjian kerjasama tersebut meliputi pengembangan dan peremajaan sistem pertahanan udara berbasis darat RBS 70 Mk2 TNI Angkatan Darat. Selain itu, turut dibicarakan kerjasama jangka panjang terkait pemberian transfer of technology (ToT) sistem dan rudal RBS 70 Mk2 sesuai Undang Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

“Pasti kami mengikuti UU Nomor 16 Tahun 2012, kami akan mengikuti arah kebijakan industri pertahanan Indonesia. Saya yakin SAAB akan melihat ini mulai dari fase-fase teknologi mulai pemeliharaan hingga pembangunan roket nasional. SAAB akan membantu teknologi Indonesia,” Ucap  Michael Hoglund, Deputy Head of Marketing & Sales-Missile Systems SAAB Dynamics dalam Media Gathering di Jakarta, Kamis (06/11/2014).

Di tempat yang sama, PT Pindad sangat berterima kasih kepada SAAB Dynamic karena membantu kemandirian industri pertahanan Indonesia. Program ToT ini diharapkan dapat membantu kemajuan teknologi sistem pertahanan udara nasional.

“Sementara ini teknologi roket belum kita kuasai apalagi teknologi optiknya, kontrolnya, stabilitasnya. Roket indonesia baru sampai roket meluncur saja nanti ke sana akan kita kuasai. Nanti bisa meliputi misil RBS 70 Mk2, New Batteries of RBS 70 Mk2, serta integrasi misil dengan sub sistem kendaraan tempur. Untuk detailnya nanti akan dirumuskan dalam perjanjian selanjutnya,” ungkapnya.

Dalam kolaborasi ini, PT Pindad menjadi kontraktor utama dan SAAB Dynamic AB menjadi sub-kontraktor. PT Pindad yakin pangsa pasar RBS 70 Mk2 masih ada, untuk itu mereka akan giat mempelajari teknologi ini.

“Masih (pangsa pasar), nanti kalau kita sudah kuasai teknologi itu pangsanya sudah ada tidak hanya di Indonesia kan, masih banyak di negara lain Asia bisa juga,” harap Pria berkaca mata ini.

Rudal RBS 70 adalah sebuah sistem pertahanan udara portabel jarak pendek atau MANPADS (Man Portable Air Defence System) buatan Swedia yang dirancang untuk bisa beroperasi di segala cuaca. Untuk jarak jangkau, RBS 70 Mk2 bisa mencapai 8 kilometer dan melesat hingga ketinggian 4.000 meter. Kecepatan RBS 70 Mk2 yakni 2 Mach dengan sistem pemandu laser.

Selain TNI, tentara negara lain seperti dari Argentina, Brazil, Jerman, Singapura, Thailand, dan masih banyak negara lain menggunakan RBS 70 untuk menjaga pertahanan udara mereka. 

(Liputan6)

View the Original article

Comments Off on Gandeng Pabrikan Swedia, Pindad Bakal Kuasai Teknologi Rudal

Filed under Indonesia

Indonesia Targets Shipbuilding Collaboration with France, Germany

17 November 2014

Indonesia to increase naval shipbuilding collaboration with France and Germany (photo : DCNS)

Indonesia has outlined its intention to increase naval shipbuilding collaboration with France and Germany as part of the southeast Asian country’s continuing drive to become a modern maritime power.

Indonesia’s state news agency Antara reported on 16 November that President Joko Widodo met separately with French President Francois Hollande and German Chancellor Angela Markel at the G20 Leaders Summit in Australia to discuss maritime industrial co-operation.

Cabinet Secretary Andi Widjajanto said Indonesia and France had agreed to establish a working group to explore areas of shipbuilding collaboration. With regards to Germany, he added that industrial links would continue in the land systems sector but that “in the wider defence industry both sides will co-operate on what can be done within the maritime [sector]”.

(Jane’s)

View the Original article

Comments Off on Indonesia Targets Shipbuilding Collaboration with France, Germany

Filed under Indonesia

Badak Armed Vehicle Makes Debut at Show

06 November 2014

Badak 6×6 with 90mm cannon (photo : Pindad)

Local company PT Pindad (Hall D, Stand 061) has teamed with CMI Defence of Belgium to develop the Badak (6×6) direct fire platform to meet the potential future operational requirements of the Indonesian Army.

Badak features a new design all-welded monocoque steel hull that leverages from the current production Anoa (6×6) armoured personnel carrier (APC), of which more than 100 have now been built for Indonesia.

The layout differs from that of the Anoa APC, with the power pack located front left and the driver seated towards the front on the right side, leaving the remainder of the hull clear for the installation of the turret.

The powerpack consists of a 340hp diesel engine coupled to an automatic transmission, giving a maximum road speed of 90km/h. The steel armour hull provides protection up to STANAG 4569 Level 3, which is against attack from 12.7mm machine gun fire.

The vehicle is fitted with double wishbone suspension to provide for increased mobility and improved stability when engaging targets.

Direct firepower is provided by the installation of the CMI Defence CSE 90LP two-person turret, which has been produced in large quantities and can be fitted with various types of fire control system.

This is armed with a CMI Defence 90mm low-pressure rifled gun, which can fire a wide range of ammunition. In addition, there is a 7.62mm co-axial machine gun, with another 7.62mm machine gun mounted on the left side of the turret roof for use in the self-defence and air defence roles, plus banks of 76mm grenade launchers.

The baseline turret is provided with protection to STANAG 4569 Level 1, but can be upgraded to Level 4 if required by the customer.

(Jane’s)

View the Original article

Comments Off on Badak Armed Vehicle Makes Debut at Show

Filed under Indonesia

RI – Turki Tanda Tangani Kerjasama “Join Development and Production” Prototipe Medium Tank

07 November 2014

1 prototpe tank medium akan dibuat di Pindad mulai akhir tahun 2014 dan ditargetkan selesai pada tahun 2017 (image : istimewa)

Jakarta, DMC – Dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama di bidang pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Republik Turki, Kamis (7/11) disela-sela kegiatan Indo Defence 2014 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kementerian Pertahanan (Kemhan) kedua negara menandatangani kerjasama “Join Development and Production” (pengembangan dan produksi) prototipe Tank kelas Medium.

Penandatanganan Kerjasama Joint Development and Production Medium Tank dilakukan oleh Sekretaris Ditjen Pothan Kemhan, Brigjen TNI Santoso dengan Kepala Departemen Kerjasama Internasional SSM Turki, Abdullah Erol Aidin serta disaksikan Dirjen Potensi Pertahanan, Dr. Timbul Siahaan, MM dan Duta Besar Republik Turki untuk Indonesia Zakeriya Akcam.

Sebagai bentuk implementasi dari kerjasama “join Development and Production” Tank kelas Medium ini, kedua negara membangun 2 (dua) unit Prototipe Tank kelas Medium. Proyek ini akan dimulai akhir tahun 2014 dengan melibatkan industri pertahanan FNSS Turki dan PT. Pindad dengan kisaran waktu penyelesaian proyek 3 tahun. Rencananya dari 2 (dua) prototipe tersebut, 1(satu) unit akan di produksi di FNSS Turki dan 1 (satu) unit diproduksi di PT Pindad, Bandung. Setelah itu PT Pindad diharapkan sudah mulai bisa mandiri memproduksi hasil karya terbaru Tank Medium yang sesuai dengan kebutuhan yang diajukan oleh TNI AD.

Adapun spesifikasi tekhnis yang akan melengkapi desain Tank Medium nantinya akan ditentukan dengan keinginan pengguna dalam hal ini TNI AD. Namun secara umum dari segi persenjataan akan dilengkapi laras / canon turret dengan ukuran 90-105 mm dan berat 20 hingga 40 ton per unitnya.

Pada kesempatan tersebut Dirjen Pothan Kemhan RI, Dr. Timbul Siahaan, MM mengatakan setelah penandatanganan, Pemerintah Indonesia akan mengirimkan personel gabungan dari Kemhan, TNI AD dan PT Pindad untuk mempelajari pembuatan Tank Medium tersebut.

Lebih lanjut Dirjen Pothan menyebutkan beberapa keuntungan dari kerjasama Join Development bagi Indonesia, yakni dari konteks kemandiriannya PT. Pindad diharapkan dapat mengembangkan teknologi persenjataannya. Oleh karena itu menurut dirinya dibutuhkan suatu kerjasama melalui Transfer of Technology dan Offset dengan negara lain yang sudah mampu dan punya pengalaman. Sehingga kemandirian PT. Pindad bisa lebih didorong dalam pemenuhan kebutuhan pengguna peralatan yaitu TNI. “PT Pindad menginginkan peningkatan teknologi produksi, yang semula hanya membuat Panser dan ingin menjadi membuat Tank kelas Medium,” ungkap Dirjen Pothan.

Sementara itu bagi pemerintah Turki pembangunan prototipe Tank Medium ini merupakan kerjasama dengan teknologi tinggi yang nyata untuk pertama kalinya dilaksanakan dengan Indonesia. Selain itu juga kerjasama ini dijadikan sebagai pengembangan kolaborasi sumber daya kedua negara.

Terkait pemilihan Strategic Partnership dalam pembuatan Tank Medium dengan negara Turki, Dirjen Pothan menilai Turki memiliki industri pertahanan (FNSS) telah memiliki kemampuan memproduksi sendiri Tank jenis Medium dengan teknologi yang memadai. 

(DMC)

View the Original article

Comments Off on RI – Turki Tanda Tangani Kerjasama “Join Development and Production” Prototipe Medium Tank

Filed under Indonesia

Proyek KFX/IFX Masuki Tahap Engineering and Manufacturing Development (EMD)

09 Oktober 2014

Pesawat KFX/IFX C-103 (photo : pgtyman)


Proyek Pesawat Tempur Canggih KFX Dipastikan Berlanjut

Jakarta -Kementerian Pertahanan (Kemhan) bekerja sama dengan Korea Selatan dalam pengembangan di bidang industri pertahanan.

Melalui program Defense Acquisition Program Administration (DAPA), kedua pihak sepakat melanjutkan proyek pesawat tempur modern KFX/IFX dengan teknologi generasi 4,5.

Bagi Pemerintah Indonesia program kerja sama ini dilaksanakan sebagai upaya untuk bridging ke arah kemandirian pemenuhan kebutuhan pesawat, sekaligus mendongkrak kekuatan TNI AU dan meningkatkan daya tawar Indonesia dalam kancah Internasional. “Melalui Program KF-X/IF-X, Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Korea Selatan akan mampu mengembangkan pesawat tempur multifungsi canggih yang berkemampuan di atas pesawat tempur F-16,” tulis siaran pers Kemhan yang diterima SP, Selasa (7/10).

Dalam riilis tersebut disebutkan, ada tiga tahapan dalam program kerja sama proyek KFX/IFX yakni Technology Development Phase (TD Phase), Engineering and Manufacturing Development (EMD Phase) dan Production Development. TD Phase telah rampung sejak Desember 2012 lalu dan kini tengah memasuki EMD Phase. EMD Phase diawali dengan kesepakatan Project Agreement (PA) yang baru saja ditandatangani oleh Dirjen Pothan Kemhan,Timbul Siahaan dan Dirjen Aircraft Program DAPA, Brigadier General (Air Force), Jung, Kwan Sun yang berisi prinsip dan aturan umum serta komitmen para Pihak selama EMD Phase.

PT Dirgantara Indonesia ditunjuk sebagai workshare dari pihak Indonesia yang selanjutnya akan menyusun perjanjian bersama dengan costshare dan kontraktor utama, yakni Pemerintah Korea Selatan. Diharapkan semua agreement sudah bisa ditandatangani pada akhir November 2015 dan program EMD sudah siap untuk dimulai.

“Salah satu kesepakatan yang dibuat adalah Indonesia –  Korea Selatan akan membentuk Joint Program Management Office (JPMO) untuk pelaksanaan Project Agreement (PA) tersebut termasuk mengawasi Korean Industial Participant (KIP) dan Indonesian Industial Participant (IIP), penganggaran serta pengeluaran/belanja, kompetensi, tugas dan fungsi,” papar Kemhan.

Besaran pembagian kerja (workshare) disepakati sebesar 80-20 persen dan kedua belah pihak sepakat bila ada tambahan anggaran harus disetujui keduanya. Nantinya Indonesia akan melaksanakan final assembly dan akan membangun production line dengan biaya sendiri.

Dalam scope of cooperation, pihak Korea mengkonfirmasikan bahwa 6 pesawat akan melakukan flight test di Korea dan 1 Prototype akan diberikan ke Indonesia untuk dilaksanakan final assembly, test and evaluation kembali. Pihak Korea akan menyerahkan satu prototipe Pesawat KF-X/IF-X setelah seluruh uji terbang diselesaikan dan dengan beberapa catatan, yaitu engineer dan test pilot Indonesia akan terlibat secara aktif dalam proses produksi prototipe dan uji terbang seluruh prototipe.

Sedangkan untuk penyiapan produksi prototipe dalam fase EMD akan dibahas lebih lanjut termasuk tentang penyiapan lini produksi dan final assembly pesawat di Indonesia serta kapan rollout dari first article pesawat akan diluncurkan.

(Berita Satu)

View the Original article

Comments Off on Proyek KFX/IFX Masuki Tahap Engineering and Manufacturing Development (EMD)

Filed under Indonesia

TNI AU Cek Persiapan DAHANA Produksi Bomb P 100 L

11 Oktober 2014

Bom P-100 (photo : iberita)

PT DAHANA (Persero) kini tengah menggarap persiapan produksi bahan peledak militernya, yaitu bomb P 100 Live untuk amunisi pesawat Sukhoi. Sebelum jauh memasuki produksi massal, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Amirudin Akhmad mengecek langsung perkembangan persiapan alat produksi yang dimiliki oleh Dahana yang berada kawasan Energetic Material Center (EMC) Dahana Subang. Kedatangan Amirrudin Akhmad pada Selasa, 30 September 2014 bersama timnya disambut langsung oleh F. Harry Sampurno Direktur Utama PT DAHANA (Persero) beserta tiga direksi lainnya.

“Kami ingin mengetahui, sudah sejauh mana perkembangan persiapan proyek Bomb P 100 L yang sudah dilakukan oleh DAHANA, karena sebelum menuju produksi massal, DAHANA sudah harus mempersiapkan Protoype P 100 L yang nantinya akan kami uji untuk mendapat sertifikasi, apakah cocok dengan kebutuhan kita,” terang Amirudin Akhmad kepada Dfile.

Untuk melihat langsung persiapan yang telah dilakukan oleh DAHANA, Tim EMC mengajaknya untuk meninjau langsung perlengkapan yang sudah dipersiapkan dan disimpan sementara di Gedung Workshop DAHANA. Nampak beberapa perlengkapan yang telah disiapkan pada tahap awal ini. Lempengan cetakan untuk uji kepadatan handak serta alat pemanas dan pendingin yang akan digunakan saat pengisian bahan peledak pada bomb produksi P 100L.  Tim juga diajak mengecek laboratorium sebagai tempat uji formula serta meninjau langsung pabrik meltpour yang nantinya sebagai tempat pengisian handak bomb pesawat Shukoi.

Melihat apa yang telah disiapkan oleh DAHANA, Amirudin Akhmad pun berharap DAHANA untuk segera menyelesaikan tahap awal pembuatan P 100 L. “Kita kan mulai lagi dari nol, jika melihat apa yang telah disiapkan untuk langkah awal sudah sangat memadai, oleh karena itu saya berharap ini secepatnya terealisasi agar nantinya bisa memasuki tahap produksi missal,” ujar Amirudin Akhmad.

Dalam menangani proyek ini, PT DAHANA (Persero) tidak sendirian, namun menggandeng perusahaan swasta untuk bekerjasama, PT Sari Bahari dalam pembuatan body P 100 L.

Bom P 100 L merupakan bomb yang akan dipasang pada pesawat Sukhoi. Bomb ini memiliki warna khas yaitu hijau yang panjangnya 1.130 mm dengan berat 100 sampai 125 kg, berdiameter 27 mm dan memiliki ekor yang panjangnya 410 mm. 

(BUMN)

View the Original article

Comments Off on TNI AU Cek Persiapan DAHANA Produksi Bomb P 100 L

Filed under Indonesia

RI, South Korea to reach deal on phase II of KFX/ IFX fighter jet

04 Oktober 2014

KFX/IFX fighter jet (photo : kjclub)

Indonesia and South Korea are expected to reach an agreement on the second phase of the joint development and production of the KFX/ IFX fighter jet, a step that will mark the epitome of the two countries’ strategic partnership, the South Korean envoy said.

The three phases of developing the KFX/IFX fighter jet are technology development (TD), engineering and manufacturing development (EMD) and joint production and marketing.

The TD phase was concluded in December 2012, which saw a number of engineers from state-owned airframer PT Dirgantara Indonesia (PT DI) and officers from the Indonesian Air Force going to South Korea to discuss a number of development issues with their South Korean counterparts.

South Korean Ambassador to Indonesia Cho Tai-young said that negotiations on the project had intensified, raising hopes that an agreement-in-principal would be reached soon.

“If the negotiation runs smoothly, it could be concluded by next month,” Cho said when asked the exact time for the agreement.

Cho, who assumed his post in July this year, noted that the two countries had developed a very close relationship in defense industry cooperation since the 1970s. Therefore, the jet fighter project marked the epitome of the Indonesian-South Korean strategic partnership as the two countries had committed to design and develop a whole new jet fighter.

“I will try hard during my term here to realize what has been planned,” Cho told The Jakarta Post during an interview ahead of South Korean’s Oct. 2 National Day.

The two countries signed a letter of intent (LoI) to develop the KFX/ IFX on March 9, 2009. The agreement was signed in 2012 by President Susilo Bambang Yudhoyono and his then South Korean counterpart Lee Myung-bak.

Indonesia will pay up to 20 percent of US$ 5 billion project, while the South Korean government and Korea Aerospace Industries (KAI) will pay 60 percent and 20 percent respectively.

The KFX/IFX fighter is envisioned as a next-generation fighter aircraft for 2020, designed as a single-seat, twin-engine jet fighter with capabilities below the USmade Lockheed Martin F-35 Lightning II, but surpassing Lockheed’s F-16 Fighting Falcon.

Beside the KFX/IFX project, the two countries will keep exchanging information about weapon systems and defense products to find future opportunities for cooperation.

Cho mentioned the Third Defense Industry Cooperation Committee meeting in Jakarta, when Indonesian and Korean defense companies presented their products and discussed future cooperation.

The South Korean government, Cho added, had a deeper understanding of the Indonesian policy on defense industry promotion.

This is the reason why Seoul would like to focus on transfer of technology and joint development programs like the KFX/IFX. After the completion of the KFX/IFX development, both countries may establish a joint venture. “There are a lot of possibilities,” he said.

South Korea has developed various weapon systems that are verified by the country’s armed forces. It has also imported weapons from advanced countries.

In this regard, South Korea could assist Indonesia on various issues, including sharing experiences in order to minimize trial-and-error with various weapon systems.

“I would like to say that the Republic of Korea is the best partner for Indonesia,” he said.

On the procurement of weapon systems, Cho said South Korea bought eight CN-235 medium transport airplanes made by PT DI for the South Korean Air Force. So far, there has been no plan to procure more from Indonesia.

“But we will continue the weaponry defense system cooperation,” he added.

The Korean Coast Guard has also received four CN-235 maritime patrol aircraft from PT DI.

On the building of three Chang Bogo-class submarines, Cho said, it would be conducted in South Korea and Indonesian technicians will go there for training.

Engineers from state-owned shipyard PT PAL Indonesia are being sent to South Korea to prepare for the building of the third submarine, which is planned to be done at PT PAL in Surabaya.

» RI, S. Korea are set to reach agreement to soon start the second phase of KFX/IFX jet fighter program

» Both countries are also involved in other programs, such as building three Chang Bogo-class submarines

(The Jakarta Post)

View the Original article

Comments Off on RI, South Korea to reach deal on phase II of KFX/ IFX fighter jet

Filed under Indonesia

Menhan Resmikan Kapal LST KRI Teluk Bintuni 520

27 September 2014

Dalam keadaan kosong, maka KRI Teluk Bintuni 520 dengan bobot mati 2.300 ton menjadi LST terbesar yang akan dioperasikan oleh TNI AL. LST lainnya yang dioperasikan TNI AL adalah Teluk Semangka class bobot matinya 1.800 ton, sedangkan LST Frosch Class bobot matinya 1.530 ton. Sampai dengan tahun 2024 TNI AL direncanakan mempunyai 4 kapal Teluk Bintuni class  (photos : Saibumi)

Menhan Resmikan Kapal Perang Buatan Dalam Negeri 

LAMPUNG  – Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan kapal jenis “landing ship tank” (LST), yakni Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 yang merupakan hasil produksi industri galangan kapal dalam negeri.

“Pengadaan satu unit kapal angkut ini bertujuan untuk mewujudkan kekuatan pokok keamanan dan pertahanan. Kapal angkut tank ini diproyeksikan untuk digunakan oleh jajaran lintas laut militer TNI AL,” kata Purnomo dalam peresmian KRI Teluk Bintuni dan pelantikan Komandan KRI Teluk Bentuni-520 di Srengsem, Panjang, Bandar Lampung, Sabtu (27/9/2014). 

Selain Purnomo, hadir juga Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio dan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan pejabat terkait dalam peresmian tersebut.

“Pembangunan kapal angkut tank ini merupakan bentuk pembinaan pemerintah untuk industri dalam negeri agar mengurangi ketergantungan dengan negara lain di masa mendatang. Pemerintah juga sudah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan untuk membina industri pertahanan,” ujar Purnomo.

KRI Teluk Bintuni 520 memiliki panjang 120 meter, dapat mencapai kecepatan 16.000 knot, didukung dua unit mesin yang masing-masing berkapasitas 3.285 KW.

Kapal yang dibangun dengan biaya sekitar Rp160 miliar dan dikerjakan selama 16 bulan ini mampu mengangkut hingga 10 unit tank Leopard buatan Jerman seberat 62,5 ton ditambah 120 orang awak kapal dan 300 orang pasukan.

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengatakan keberadaan industeri galangan kapal di provinsinya juga dapat mendorong perekonomian Lampung.

“Kami memimpikan dengan keberadaan industri galangan kapal dan industri maritim di pelosok tanah air bisa membangun kekurangan Angkatan Laut sehingga di laut kita jaya, bukan hanya di laut kita tapi juga di seluruh dunia,” kata Ridho.

Ia mengaku berniat membangun industri maritim di Lampung karena ditunjang dengan kondisi Teluk Lampung yang cocok untuk membangun industri maritim.

Direktur Utama PT Daya Radar Utama (DRU) Amir Gunawan mengaku membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas agar dapat membangun industri maritim.


“Saya berterima kasih karena sudah mempercayakan kepada kami untuk menyediakan alutsista (alat utama sistem senjata) nasional sehingga ikut andil dalam perekonomian nasional dan khususnya perekonomian Lampung agar bisa juga dibanggakan sebagai penghasil kapal industri maritim Indonesia, kami harapkan pemerintah dapat juga menyediakan tenaga kerja maritim di Lampung,” kata Amir.

Kapal tersebut tercatat sebagai kapal pertama yang diproduksi di Indonesia yang dapat mengangkut Leopard.

“Kapal ini adalah kapal paling besar untuk militer ‘non-combat’. KRI Teluk Bintuni 520 adalah kapal angkut yang dipersenjatai,” ujar Amir setelah menjelaskan bahwa perusahaannya biasa membuat kapal tanker atau kapal pesanan Kementerian Perhubungan.

PT DRU sendiri mampu membangun kapal hingga kapasitas 17.500 dead weight tonnage (DWT) atau ton bobot mati yang dipesan oleh Pertamina, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertahanan.

Sedangkan untuk divisi reparasi kapal juga sudah memperbaiki berbagai kapal tanker, feri, tug boat, bulk carrier, kapal konversi dan kapal lain hingga ukuran 8.000 DWT.

“Untuk reparasi itu kita harus membangun fasilitas ‘docking’ dan biayanya tidak murah, untuk kapal berkapasitas 30 ribu ton bobot itu butuh biaya kira-kira Rp300 miliar,” ungkap Amir.

PT DRU sudah membangun “docking” di Lampung.

“Lampung itu kondisi teluknya bagus dan dekat dengan Jawa, saya ingin membuat Lampung menjadi provinsi yang bisa dianggap sebagai salah satu provinsi industri maritim di luar industri lain, jadi tidak perlu ke Singapura misalnya,” jelas Amir.


Saat ini DRU sedang mengerjakan pesanan PT Pertamina dengan nilai kapal mencapai 23 juta dolar AS. Tidak kurang dari 268 kapal sudah dikerjakan PT DRU yang telah berdiri sejak 1972 itu.

(Kompas)

View the Original article

Comments Off on Menhan Resmikan Kapal LST KRI Teluk Bintuni 520

Filed under Indonesia